Membentuk Kader yang Loyalitas dengan Ideologi Ahlussunah Wal Jama`ah Annahdliyah
Membentuk Kader yang Loyalitas dengan Ideologi
Ahlussunah Wal Jama`ah Annahdliyah
Loyalitas ialah kesanggupan, tekad ,
mengamalkan, dan
melaksanaan dengan tulus disertai penuh
kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan
dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam melaksanakan tugas.
Loyalitas anggota terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk
melenggangkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu mengorbankan
kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Loyalitas anggota merupakan kesetian terhadap organisasinya. Bahkan ia
memilki sikap untuk memanfaatkan semua potensi yang ada dalam dirinya guna
mrncapai tujuan dari organisasi tersebut.
Loyalitas yang dimilki
oleh setiap kader
juga berpengaruh pada kelanjutan suatu organisasi dalam mencapai visi dan misi.
Jika suatu organisasi sudah melenceng dari jalur visi dan misi yang ada, ada kemungkinan bahwa rasa
loyalitas yang dimilki oleh para
kader telah
berkurang. Karena jika memang loyalitas benar-benar
ada pada setiap anggota, tidak mungkin mereka akan membiarkan dan bahkan
membawa organisasi tersebut ke arah yang menyimpang dari visi dan misi.
Hal yang tidak kalah penting adalah kebersamaan dan komitmen antara anggota dalam suatu organisasi. Hal ini disebabkan terutama karena anggota yang mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk mendedikasikan dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin mengambil manfaat yang mereka anggap berguna bagi mereka. Nasib organisasi tersebut ke depannya akan ditentukan oleh tingkat loyalitas anggotanya. Apabila anggota merasa “malas” maka untuk merealisasikan program kerja organisasi akan terasa sangat sulit. Loyalitas dari setiap anggota dan pimpinannya yang akan sangat menentukan kemajuan dan perkembangan organisasi mengingat adanya berbagai tantangan yang seringkali dialami oleh sebuah organisasi. Tanpa adanya loyalitas, maka sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik bahkan terkadang tidak akan mampu bertahan apabila di dalamnya tidak diterapkan sikap loyal yang baik.
Dengan itu, loyalitas merupakan sikap kader / anggota
dalam organisasi yang memiliki jiwa tanggung jawab, taat pada peraturan yang
ada, memiliki kemampuan untuk bekerja sama, melaksanakan tugas dengan
sungguh-sungguh demi terwujudnya visi dan misi organisasi tersebut. Hal ini
sangat penting dimiliki oleh setiap anggota, karena anggota merupakan tonggak
utama dalam menjalankan suatu tugas dan fungsi pokok organisasi.
Ideologi
Dalam kamus ilmiah
populer, definisi ideologi,
yaitu rancangan yang tersusun di dalam pikiran atau gagasan cita-cita.
Sementara itu, ideologi secara utuh diartikan sebagai kumpulan konsep bersistem
yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup, cara berpikir seseorang atau suatu golongan, paham, teori,
atau tujuan yang merupakan satu program sosial politik[2]
Ideologi yang
dimaksudkan ialah sebuah gagasan, ide atau kerangka berpikir
(sudut pandang) organisasi yang dianut dan diperjuangkan untuk dapat diwujudkan
dalam setiap gerakan organisasi yang tercermin dari perilaku individu
anggotanya secara berkelanjutan.
Misalnya, PMII menggunakan ideologi Ahlussunnah Wal Jama`ah yang merupakan ciri
khas dari NU (Nahdlatul Ulama).
Aswaja (Ahlussunnah Wal
Jama‟ah) secara bahasa berasal dari padanan kata bahasa Arab, yakni terdiri
dari kata Ahlun yang artinya keluarga, golongan atau pengikut. Kemudian
Ahlussunnah, berarti orang
- orang yang mengikuti sunnah (perkataan, pemikiran
atau amal perbuatan Nabi Muhammad SAW.). Dan al jamaah yang berarti sekumpulan
orang yang memiliki tujuan. Jika dikaitkan dalam mahzab, Aswaja memiliki
arti sekumpulan orang yang berpegang teguh pada salah satu mahzab dengan tujuan
mendapatkan keselamatan dunia maupun akhirat.[3]
Sedangkan secara istilah, Aswaja merupakan golongan
umat Islam yang ada dibidang tauhid menganut pemikiran Imam Abu Hasan Al Asyari
dan Abu Mansur Al Maturidi. Adapun dalam bidang ilmu fiqh menganut 4 mahzab,
antara lain : Hanafi, Maliki, Syafi`I dan Hambali.
Oleh karena itu, membentuk kader
yang loyalitas akan sangat penting untuk berjalannya suatu organisasi. Hal ini
akan tercapainya visi dan misi organisasi. Namun, ideologi juga sangat penting
untuk dijadikan landasan dalam organisasi, karena ideologi pandangan hidup,
arah bahkan tujuan untuk menjalankan tugas dan fungsi pokok. Adapun salah satu
ideologi yang ada di masyarakat ialah Ahlussunnah Wal Jama`ah (Aswaja) yang
merupakan ciri khas dari NU.
Daftar Pustaka
KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) tentang kader.
Diakses pada hari Rabu (17/3/2021)
Jaya, Utama.
“Arti Loyalitas dan Implementasinya dalam Suatu Organisasi”. 2011. Rabu (17/3/2021)
http:/dumbsource.blogspot/2011/09/arti-loyalitas-dan-implementasinya.html
Irmawan, Noval.
“Metode Penanaman Ideologi Aswaja Oleh Ketua Rayon Pada Anggota Rayon Dakwah
Komisariat PMII Walisongo IAIN Purwokerto (Masa Khidmat 2017/2018). 2020
Komentar
Posting Komentar