Membentuk Kader yang Loyalitas dengan Ideologi Ahlussunah Wal Jama`ah Annahdliyah

 

Membentuk Kader yang Loyalitas dengan Ideologi

Ahlussunah Wal Jama`ah Annahdliyah

 



 


 Dalam suatu organisasi / lembaga tentunya terdapat orang-orang yang bertanggung jawab atas organisasi tersebut. Hal ini menjadikan organisasi tersebut memiliki suatu tujuan untuk dicapai bersama-sama. Misalnya, organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Didalam organisasi ini, pengurusnya dinamakan dengan kader.  Menurut Nano Wijaya, kader merupakan sekumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi menjalankan tugas dan fungsi pokok organisasi. Dalam menjalankan  tugas dan fungsi pokok organisasi, seorang kader akan melaksanaan dengan sungguh-sungguh. Motivasi dan dukungan menjadi hal yang diperlukan kader dalam menjalankan tugasnyan. Penggunaan kata 'kader' pada umumnya sangat lekat pada partai politik.[1] Dengan harapan, para kader tersebut kelak dapat meneruskan kepengurusan atau kepemimpinan organisasi. Namun organisasi kemasyarakatan juga mempunyai kader-kader yang membantu tugas organisasu masyarakat  lainnya. Adapun kaderisasi adalah usaha pembentukan seorang kader secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti suatu ketentuan tertentu. Oleh karena itu, seorang kader harus memberikan loyalitasnya terhadap organisasi.

Loyalitas ialah kesanggupan, tekad , mengamalkan, dan melaksanaan dengan tulus disertai penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam melaksanakan tugas. Loyalitas anggota terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk melenggangkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Loyalitas anggota merupakan kesetian terhadap organisasinya. Bahkan ia memilki sikap untuk memanfaatkan semua potensi yang ada dalam dirinya guna mrncapai tujuan dari organisasi tersebut.  Loyalitas yang dimilki oleh setiap kader juga berpengaruh pada kelanjutan suatu organisasi dalam mencapai visi dan misi. Jika suatu organisasi sudah melenceng dari jalur visi dan misi yang ada, ada kemungkinan bahwa rasa loyalitas yang dimilki oleh para kader telah berkurang. Karena jika memang loyalitas benar-benar ada pada setiap anggota, tidak mungkin mereka akan membiarkan dan bahkan membawa organisasi tersebut ke arah yang menyimpang dari visi dan misi.

Hal yang tidak kalah penting adalah kebersamaan dan komitmen antara anggota dalam suatu organisasi.  Hal ini disebabkan terutama karena anggota yang mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk mendedikasikan dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin mengambil manfaat yang mereka anggap berguna bagi mereka. Nasib organisasi tersebut ke depannya akan ditentukan oleh tingkat loyalitas anggotanya. Apabila anggota merasa “malas” maka untuk merealisasikan program kerja organisasi akan terasa sangat sulit. Loyalitas dari setiap anggota dan pimpinannya yang akan sangat menentukan kemajuan dan perkembangan organisasi mengingat adanya berbagai tantangan yang seringkali dialami oleh sebuah organisasi. Tanpa adanya loyalitas, maka sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik bahkan terkadang tidak akan mampu bertahan apabila di dalamnya tidak diterapkan sikap loyal yang baik.

            Dengan itu, loyalitas merupakan sikap kader / anggota dalam organisasi yang memiliki jiwa tanggung jawab, taat pada peraturan yang ada, memiliki kemampuan untuk bekerja sama, melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh demi terwujudnya visi dan misi organisasi tersebut. Hal ini sangat penting dimiliki oleh setiap anggota, karena anggota merupakan tonggak utama dalam menjalankan suatu tugas dan fungsi pokok organisasi.

Ideologi

Dalam kamus ilmiah populer, definisi ideologi, yaitu rancangan yang tersusun di dalam pikiran atau gagasan cita-cita. Sementara itu, ideologi secara utuh diartikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup, cara berpikir seseorang atau suatu golongan, paham, teori, atau tujuan yang merupakan satu program sosial politik[2]

Ideologi yang dimaksudkan ialah  sebuah gagasan, ide atau kerangka berpikir (sudut pandang) organisasi yang dianut dan diperjuangkan untuk dapat diwujudkan dalam setiap gerakan organisasi yang tercermin dari perilaku individu anggotanya secara berkelanjutan. Misalnya, PMII menggunakan ideologi Ahlussunnah Wal Jama`ah yang merupakan ciri khas dari NU (Nahdlatul Ulama).

 Aswaja

Aswaja (Ahlussunnah Wal Jama‟ah) secara bahasa berasal dari padanan kata bahasa Arab, yakni terdiri dari kata Ahlun yang artinya keluarga, golongan atau pengikut. Kemudian Ahlussunnah, berarti orang - orang yang mengikuti sunnah (perkataan, pemikiran atau amal perbuatan Nabi Muhammad SAW.). Dan al jamaah yang berarti sekumpulan orang yang memiliki tujuan.  Jika dikaitkan dalam mahzab, Aswaja memiliki arti sekumpulan orang yang berpegang teguh pada salah satu mahzab dengan tujuan mendapatkan keselamatan dunia maupun akhirat.[3]

            Sedangkan secara istilah, Aswaja merupakan golongan umat Islam yang ada dibidang tauhid menganut pemikiran Imam Abu Hasan Al Asyari dan Abu Mansur Al Maturidi. Adapun dalam bidang ilmu fiqh menganut 4 mahzab, antara lain : Hanafi, Maliki, Syafi`I dan Hambali.

            Oleh karena itu, membentuk kader yang loyalitas akan sangat penting untuk berjalannya suatu organisasi. Hal ini akan tercapainya visi dan misi organisasi. Namun, ideologi juga sangat penting untuk dijadikan landasan dalam organisasi, karena ideologi pandangan hidup, arah bahkan tujuan untuk menjalankan tugas dan fungsi pokok. Adapun salah satu ideologi yang ada di masyarakat ialah Ahlussunnah Wal Jama`ah (Aswaja) yang merupakan ciri khas dari NU.


 




Daftar Pustaka

KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) tentang kader. Diakses pada hari Rabu (17/3/2021)

Jaya, Utama. “Arti Loyalitas dan Implementasinya dalam Suatu Organisasi”. 2011. Rabu (17/3/2021) http:/dumbsource.blogspot/2011/09/arti-loyalitas-dan-implementasinya.html

Irmawan, Noval. “Metode Penanaman Ideologi Aswaja Oleh Ketua Rayon Pada Anggota Rayon Dakwah Komisariat PMII Walisongo IAIN Purwokerto (Masa Khidmat 2017/2018). 2020



[1] KBBI

[2] Jaya, Utama. “Arti Loyalitas dan Implementasinya dalam Suatu Organisasi”. 2011

[3] Irmawan, Noval. “Metode Penanaman Ideologi Aswaja Oleh Ketua Rayon Pada Anggota Rayon Dakwah Komisariat PMII Walisongo IAIN Purwokerto (Masa Khidmat 2017/2018). 2020

Komentar

Postingan Populer