Materi MAPABA : Nilai Dasar Pergerakan (NDP)
Nilai Dasar Pergerakan (NDP)
Berkat rahmat Allah SWT, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
berusaha menggali sumber nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk
dimodifikasi kemudian menjadi citra diri yang diberi nilai dasar pergerakan
PMII. NDP itu sendiri dirumuskan pada musyawarah kerja nasional (MUSKERNS) yang
ke tiga dibandung, 1-5 mei 1976. NDP merupakan tali pengikat (kalimatun sawa)
yang mempertemukan semua warga pergerakan dalam ranah dan semangat perjuangan
yang sama. Oleh karena itu, setiap
pemikiran, gerak, dan langkah warga PMII harus didasarI dengan nilai-nilai yang
tergantung dalam NDP.
PMII telah memiliki ahlussunah wal
jamaah sebagai landasan ideologinya dan secara filosofis PMII juga memiliki
Nilai Dasar Pergerakan. Karena dalam memahami sebuah ideology tentunya harus
mampu memahami filosofisnya untuk melakukan sebuah gerakan. NDP ini adalah tali
pengikat kalimatun sawa’) yang mempertemukan semua warga pergerakan dalam ranah
dan semangat yang sama. Seluruh anggota dan kader PMII harus memahami dan
menginternalisasikan nilai dasar PMII dalam dirinya sendiri maupun kolektif
dalam area perjuangan yang lebih luas karena NDP sebagai penegasan atas watak
keindonesiaan organisasi.
Di Indonesia organisasi hidup dan demi bangsa Indonesia organisasi berjuang dengan melakukan keberpihakan yang nyata dalam melawan ketidakadilan. Kesewenangan, kekerasan dan tindakan-tindakan yang negative lainnya, kemudian, sebagai pemberi keyakinan dan pembenaran yang bersifat mutlak. Islam mendasari dan menginspirasi NDP yang meliputi cakupan akidah, syariah dan akhlak dalam rangka meraih kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
NDP adalah sebuah landasan fundamental bagi kader PMII dalam segala aktivitas baik-vertical maupun horizontal. NDP sesungguhnya kita atau PMII akan mencoba berbicara tentang posisi dan relasi yang terkait dengan apa yang akan kita gerakkan. PMII berusaha menggali sumber nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk kemudian dimodifikasi didalam tatanan nilai baku yang kemudian menjadi citra diri yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Hal ini dibutuhkan untuk memberi kerangka, arti motifasl, wawasan pergerakan dan sekaligus memberikan dasar pembenar terhadap apa saja yang akan mesti dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan. Insaf dan sadar bahwa semua ini adalah keharusan bagi setiap kader PMII untuk memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII tersebut, baik secara personal maupun secara bersama-sama, sehingga kader PMII diharapkan akan paham betul tentang posisi dan relasi tersebut.
Posisi dalam artian, di diri kita sebagai manusia ada peran yang harus kita lakukan dalam satu waktu sebagai sebuah konsekuensi logis akan adanya kita. Peran yang dimaksud adalah diri kita sebagai hamba, diri kita sebagai makhluq, dan diri kita sebagai manusia. Ketiga posisi di atas merupakan sebuah kesatuan yang koheren dan saling menyatu. Sehingga Relasi yang terbentuk adalah relasi yang saling topang dan saling menyempurnakan. Akibat dari posisi tersebut maka akan muncul relasi yang sering diistilahkan sebagai hablun mina Allah, hablun mina an-naas dan mu'amalah. Dalam ihtiar untuk mewujudkan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa maka ketiga relasi di atas harus selaiu dan selalu berangkat dari sebuah keyakinan IMAN, prinsip ISLAM, dan menuju IHSAN. Inilah yang nantinya akan menjadi acuan dasar bagi setiap warga pergerakan dalam melakukan segala ihtiar dalam segala posisi.
A.
Sejarah Dan Filosofi NDP
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah
nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi nilai-nilai ke-Islaman,
seperti kemerdekaan (al-hurriyyah), persamaan (al-musawa), keadilan ('adalah),
toleran (tasamuh), damai (al-shuth), dan ke Indonesiaan (pluralisme suku,
agama, ras, pulau, persilangan budaya) dengan kerangka paham ahlussunah wal
jama' ah yang menjadi acuan dasar pembuatan aturan dan kerangka pergerakan
organisasi. NDP merupakan pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam
mendasari dan memberi spirit serta elan vital pergerakan yang meliputi iman
(aspek aqidah), Islam (aspek syariah), ihsan (aspek etika, akhlaq dan tasawuf)
dalam rangka memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akherat. NDP adalah sebuah
kerangka gerak, ikatan nilai atau landasan pijak bagi PMII.
1.
Penyusunan Perumusan NDP PMII
PMII berdasarkan Islam yang berhaluan Ahlusunnah wal Jamaāh yang setiap
gerak langkah nya harus besertakan nilai-nilai Ahlusunnah wal jamaah tersebut.
Nilai-nilai tersebut dalam kitab-kitab kuning maupun tesimpan dalam benak para
ulama. Dalam hal ini orang awam akan kesulitan dalam memahami nilai-nilai
Aswaja. Adanya dilema ini dan telah menyatakan organisasi yang independen pada
tahun 1973. Dalam hal ini pengkaderan yang dilaksanakan bukan karena atas dasar
pendekatan ideologis dan cultural historis, tetapi pendekatan konsekuensi, dari
jaringan pengkaderan inilah yang membahayakan PMII karena anggota PMII belum
dan tidak berlatar belakang aswaja. Maka dalam hal ini MUKERNAS PMII ke III
menyusun kerangka nilai-nilai dasar pergerakan. Sebagai berikut:
a.
Urgensi NDP bagi PMII, Sejalan dengan tahapan perkembangan dan partumbuhan
PMII di masa kini dan mendatang terdapatya penjabaran yang jelas dari azas
organisasi PMII yaitu islam yang berhaluan Aswaja dirasakan sebagai sesuatu
kebutuhan yang sangat mendesak untuk segera dirumuskan NDP PMII tersebut
dibutuhkan dalam kerangka member arah dan motivasi, memimpin tingkah laku warga
pergerakan dan sekaligus memberikan dasar pembenaran terhadap yang akan dan
mesti dilakukan untuk mencapai tujuan perjuangan sesuai dengan maksud
didirikanya organisasi ini.
b.
Posisi NDP PMII, Islam sebagai keyakinan mutlak bagi segenap warga PMII
menempati posisi tertinggi di dalam memberikan tuntutan hidup dan kehidupan.
Sementara itu, Aswaja sebagai metode penghayatn dan pemahaman ajaran Islam
tersebut. Merupakan hasil dari penyerapan keduanya. NDP PMII adalah pilihan
terbaik untuk keduanya menuju mewujudkan cita-cita pergerakan.
c.
Pengertian NDP PMII, Yang di maksud dengan NDP PMII adalah suatu
kebulatan tekad, pandangan yang secara sistematis merupakan cermin dari
keyakinan islam yang berhaluan aswaja untuk memberikan alas pijak dalam
memberikan arah tingkah laku. PMII sebagai suatu kelompok social untuk mencapai
cita-cita perjuangan.
d.
Kerangka Permasalahan NDP PMII Dalam rangka keperluan perumusan NDP
PMII, disusunlah kerangka permasalahan sebagai berikut :
1)
Mukaddimah
2)
Dimensi hubungan manusia dengan tuhan
3)
Dimensi hubungan manusia dengan manusia
4)
Dimensi hubungan manusia dengan alam
Kesimpulan Dalam hal ini kerangka
diserahkan kepada tim penangung jawab kepada PB PMII, namun sayangnya ada
kendala dalam penyusunan yang akhirnya pada kongres PMII ke VIII di Bandung
Jawa Barat belum dapat terwujudkan.
2.
Penyempurnaan Rumusan NDP PMII
Keputusan penting lainya yang
dihasilkan kongres VIII di Bandung adalah “Penyempurnaan Nilai-Nilai Dasar
PMII” perumusan NDP ini merupakan amanat sejarah, sebab sejak kongres ke V di
Ciloto Bogorjawa Barat tahun 1973 telah diputuskan bahwa perumusan NDP dinilai
sangat penting dan harus segera disusun. Beberapa keputusan untuk memperlancar
perumusan NDP tersebut, telah dikeluarkan sejak sejak tahun 1973 seperti
pemberian mandat atau amanat kepada PB PMII periode tertentu untuk merampungkan
rumusan tersebut. Namun pencarian panjang untuk perumusan itu membuktikan bahwa
masalahnya tidak sederhana. Ini berlangsung sehingga kongres VIII
no.VI/kong-VIII/85 tentang kerangka dasar nilai dasar perjuangan PMII dicantum
2 ditetapkan bahwa KONGRES “menugaskan pada PB PMII periode 1985-1988 untuk
melengkapi dan menyusun secara utuh dan menyeluruh NDP PMII”. dengan bercermin
kepada sejarah PMII sejak tahun 1973, maka PB PMII telah mengeluarkan beberapa
keputusan yang memberikan kepercayaan pada cabang-cabang tertentu, seperti
cabang PMII Jember, Cabang Yogyakarta dan Cabang Surakarta. Sejak kongres V di
ciloto, Bogor jawa barat tahun 1973.
Sudah ada beberapa rumusan NDP, antara
lain:
a.
Rumusan kesepakatan musyawarah kerja nasional tentang NDP (tanggal 1-5
Mei 1976) di Bandung meliputi:
1)
Uegensi NDP Bagi PMII
2)
Posisi NDP PMII
3)
Pengertian NDP
4)
Kerangka Permasalahan NDP PMII
a)
Mukadimmah
b)
Dimensi Hubungan Manusia Dengan Tuhan
c)
Dimensi Hubungan Manusia Dengan Manusia
d)
Dimensi Hubungnan Manusia Dengan Alam
e)
Dimensi Masalah Ilmu Pengetahuan
f)
Kesimpulan
5)
Mekanisme Kerja Penyusunan NDP PMII Komisi I yang bertugas merumuskan
NDP PMII tersebut, dipimpin oleh sahabat yusuf muhammad sebagai
a)
ketua sahabat sunarno
b)
seketaris sahabat Mawardi
c)
Wakil sekertaris sahabat RGA. Hardjono.
b.
komisi organisasi yang membahas tentang NDP dalam kongres VII PMII pada
tangal 1-4 April 1981 di cibubur, menetapkan kerangka NDP PMII sebagai berikut:
1)
Mukadimmah
2)
Pengertian NDP
3)
Urgensi NDP
4)
Posisi NDP
5)
Kerangka Kemaslahatan NDP
a)
Dimensi Hubungan Manusia Dengan Tuhan
b)
Dimensi Hubungan Manusia Dengan Manusia
c)
Dimensi Hubungan Manusia Dengan Alam
d)
Dimensi Masalah Negara
e)
Dimensi Masalah Ilmu Pengetahuann
6)
Kesimpulan Adapun kerangka NDP PMII yang dihasilkan komisi Organisasi
kongres VII PMII pada tangal 15-20 Mei 1985 di Bandung, Meliputi :
a)
Mukaddimah
b)
Pengertian NDP
c)
Urgensi NDP
d)
Posisi NDP
c.
Pada bulan April 1986 PB PMII membentuk tim pembantu penyiap bahan NDP
PMII melalui SK Nomor: 019/PB –IX/IV/1986. Dengan susunan personal sebagai
berikut:
1)
Ketua : Nukbah
El Mankhub
2)
Wakil Ketua : Moh. Dian
Nafi’ AP
3)
Sekertaris : A.
Taufiq Hidayat TR Wakil Sekertaris
4)
Anggota-Anggota : Ismail Thayib
Imam Yaskur Akhmad Khamim Mukhlis Yahya Sugeng Wisnu H Mufod Teguh M Munifatul
Barron
5)
Nara Sumber :
a)
KH. Abdurochim
b)
KH.Yasin
c)
KH. Baidlawi Lc
d)
KH. Drs. Lukman Suryani
e)
KH. Slamet Iskandar
f)
KH. Sholeh Mahfud
g)
Nurtontowi LA
h)
Tim inti yang diberi mandat PB PMII untuk menyusun NDP PMII yang
dibentuk melalui SK Nomor : 099/SK/PB-IX/VIII/87, tertanggal 30 September 1987
adalah sebagai berikut :
1.
M Fajrul Falakh Sh
2.
Khalidy Ibhar
3.
A Hamid Halimy
4.
Mahrus Roem
5.
Otong Abdirahman
6.
Ubaidillah Abdillah
7.
Abdul Mun’im Dz
8.
Moh. Imam Aziz
9.
Drs. A, Malik Madany (Nara Sumber)
10.
Drs. M. Masyhur Amin (Nara Sumber)
3.
Perumuskan NDP PMII
Seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa perumusan PMII
merupakan amanat sejarah, sebab sejak kongres V di ciloto, Bogor Jawa barat
1973 telah diputuskan bahwa perumusan tersebut samgat urgen dan harus segera
disusun. Beberapa upaya untuk memperlancarkan perumusan NDP itu telah dilakukan
sejak tahun 1973, misalnya berupa pemberian amanat kepada PB PMII periode
tertentu untuk merampungkan perumusan yang dimaksud. Perjalanan panjang
perumusan NDP tersebut.
Menunjukan bahwa masalahnya tidak sederhana. Mengingat rumitnya masalah
atau kesulitan teknis dalam mengorganisasikan ikhtiar perumusanya. upaya itu
terus berlangsung hingga kongres IX tahun 1988 di surabaya, tampak bahwa
rumusan yang disahkan kongres IX merupakan rangkian tahap yang menentukan dalam
waktu lima belas tahun ikhtiar. Terlihat juga pada pembahasan dalam kongres IX
berlangsung paling lama dan selesai paling akhir dari komisi-komisi lainya.
NDP PMII dirumuskan sebagai pandangan yang mencerminkan keyakinan terhadap islam sebagai keyakinan mutlak tertinggi dan universal. Mencerminkan pemahaman terhadap islam menurut paradigma pemahaman ahlusunnah wal jamaah mencerminkan kesadaran sejarah dan kesadaran sosial. Secara esensial nilai dasar pergerakan ini adalah suatu sublimasi nilai keislaman dan ke-indonesian dengan kerangka pemahaman ahlusunnah wal jamaah yang menjiwai berbagai aturan. Memberi arah dan pendorong serta pengerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, islam mendasari dan menginspirasi nilai dasar pergerakan ini meliputi cakupan aqidah, syariah dan akhlak dalam upaya memperoleh kesejahteraan dunia dan akhirat. Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan islam tersebut PMII menjadi ahlusunnah wal jamaah sebagai pemahaman keagamaan yang dianggap paling mendekati kebenaran.
B. Rumusan NDP
Ada empat rumusan NDP yang disusun oleh warga PMII secara sistematis
dan konkrit sehingga berlaku dalam dimensi ruang dan waktu yang berbeda.
Rumusan tersebut antara lain:
1.
Tauhid, tauhid
merupakan sebuah keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta
serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan warga PMII terhadap sesuatu
di luar nalar indera manusia, yakni yang gaib. Tauhid merupakan titik puncak
dari keimanan manusia. Oleh karena itu, Warga PMII harus mampu melarutkan dan
meneteskan nilai-niai ketauhidan dalam berbagai kehidupan sehingga merambah dan
memberi aspek vertikal pada segala aspek di sekelilingnya. Hal ini harus
dibuktikan dengan pemisahan yang tegas antara hal-hal yang bersifat profan dan
sakral di dunia. (Al-Ikhlas, AI-Mukmin: 25, AI-Baqarah: 130-131)
2.
Hubungan manusia
dengan Allah. Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dan
menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia dihadapan ciptaanNya yang
lain. Allah memberikan daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral
untuk manusia yang itu tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Potensi itulah
yang memungkinkan manusia memerankan fungsinya baik sebagai khalifah maupun hamba
Allah di muka bumi ini. (AI-Anam: 165,
Yunus: 14.)
Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia membawa amanat besar yaitu
sebagai manajer untuk mengelola kehidupan di muka bumi. Manusia berkewajiban
mengelola bumi dengan sebaikbaiknya, bukan merusaknya melalui eksplorasi untuk
kepentingan sesaat. Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan
ketentuan-ketentuannya, baik kewajiban maupun larangannya. Untuk itu manusia
dilengkapi dengan kesadaran moral yang harus selalu dirawat, agar manusia tidak
terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah, apalagi lebih rendah dari binatang.
3.
Hubungan manusia
dengan manusia. Sungguh tidak ada manusia yang lebih baik antara satu dengan
yang lainnya, kecuali ketakwaannya. Setiap manusia memiliki kekurangan dan
kelebihan. Ada yang menonjol pada potensi kebaikannya, ada pula yang terlalu
menonjol potensi kelemahannya. Karena kesadaran ini, manusia harus saling
menolong, saling menghormati, bekerja sama, saling menasehati dan saling
mengajak kepada kebenaran demi terciptanya tatanan kehidupan untuk kebaikan
bersama (As-Syura: 20)
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam
hubungan antar manusia ini tercakup dalam persaudaran antar insan pergerakan,
persaudaraan sesama umat Islam, persaudaraan sesama umat beragama dan
persaudaran antar manusia. Dalam konteks Indonesia, kita hidup penuh
persaudaraan bersama umat yang berbeda agama, suku, ras, bahasa dan adat
istiadat. Persaudaraan ini harus menempatkan insan pergerakan pada posisi yang
dapat memberikan manfaat maksimal untuk diri dan lingkungannya. Karena
sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
4.
Hubungan manusia
dengan alam. Sebagaimana manusia, alam semesta juga merupakan ciptaan Allah.
Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumnya. Alam menunjukkan tanda-tanda keberadaan,
sifat dan perbuatan Allah. Allah menundukkan alam bagi manusia dan bukan
sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, maka manusia akan terjebak ke dalam
penghambaan terhadap alam, dan bukan penghambaan kepada Allah.
Allah menjadikan manusia sebagai khalifah
di muka bumi ini. Oleh karena itu manusia harus menjadikan bumi maupun alam
sebagai wahana dalam bertauhid dan menegaskan keberadaannya, bukan malah
menjadikan alam sebagai obyek eksploitasi. Dalam memanfaatkan alam, diperlukan
ilmu pengetahuan, karena alam memiliki ukuran, aturan dan hukum tersendiri.
Alam didayagunakan dengan tidak mengesampingkan aspek pelestariannya. Di
sinilah manusia dituntut untuk mempertajam akalnya dengan
pengetahuanpengetahuan sains guna mengelola alam dan seisinya (al-Baqarah: 29, ar-Rahman: 1-12)
C.
Fungsi Dan Kedudukan NDP Dalam PMII
Melalui rumusan NDP yang mengarahkan
kepada siklus hubungan vertikal dan horisontal dalam setiap gerak dan
pemikirannya ini, maka akan tercipta fungsi NDP sebagai berikut[3],
1.
Pertama, sebagai kerangka refleksi (landasan berpikir). NDP bergerak
dalam pergulatan ide-ide, paradigma dan nilai-nilai yang akan memperkuat
tingkat kebenaran ideal. Ideal itu menjadi hal yang mengikat, absolut, total,
universal, berlaku menembus ke berbagai dimensi ruang dan waktu. Oleh karena
itu, kerangka refleksi ini menjadi moralitas sekaligus tujuan absolut dalam
mendulang capaian-capaian nilai kebenaran, keadilan, kemerdekaan dan
kemanusiaan.
2.
Kedua, sebagai kerangka gerakan (landasan berpijak). Sebagai kerangka
gerakan, NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi
diri, pembelajaran sosial yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran
faktual. Kebenaran faktual itu senantiasa bersentuhan dengan pengalaman
historis, ruang dan waktu yang berbeda-beda dan berubah-ubah. Kerangka ini
memungkinkan warga pergerakan menggali, memperkuat atau bahkan memperbaharui
rumusan-rumusan kebenaran dengan historisitas atau dinamika sosial yang
senantiasa berubah.
3.
Ketiga, sebagai ideologis (sumber motivasi). NDP menjadi suatu rumusan
yang mampu memberikan proses ideologisasi pada setiap warga PMII secara
bersama-sama, sekaligus memberikan dialektika antara konsep dan realita yang
mendorong proses kreatif di internal warga PMII secara menyeluruh dalam proses
perubahan sosial yang diangankan secara bersama-sama dengan terorganisir.
Dari penjelasan inilah dapat dikatakan bahwa NDP PMII memiliki kedudukan yang sangat kuat. Adapun Kedudukan NDP dalam PMII yakni diantaranya:
1.
NDP menjadi rujukan utama setiap produk hukum dan kegiatan organisasi.
Yang artinya setiap rumusan nilai-nilai harus dimuat dan menjadi aspek ideal
dalam berbagai aturan dan kegiatan dalam PMII
2.
NDP menjadi sumber kekuatan ideal setiap kegiatan organisasi yang mana
menjadi pemicu dan pegangan bagi dasar pembenar dalam berfikir dan berperilaku.
3.
NDP menjadi pijakan argumentasi dan pengikat kebebasan berfikir,
berbicara dan bertindak setiap anggota.
Internalisasi dan nilai-nilai teologis yang semua itu bermuara pada ketauhidan, dapat menumbuhkan filosofi gerak PMII yang disandarkan pada nilai-nilai dasar pergerakan. Oleh karena itu, NDP harus senantiasa dijiwai sebagai aturan organisasi yang memberi arah dan mendorong gerak serta menjadi penggerak setiap kegiatan organisasi dan kegiatan warga PMII.
Komentar
Posting Komentar