Semaoen Pahlawan Kaum Buruh

        Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk terbanyak ke 4 di dunia. Tentu hal itu membuktikan bahwa Indonesia mempunyai SDM yang cukup banyak. Sebagian besar masyarakat mereka bekerja sebagai buruh. Buruh sendiri merupakan seseorang yang bekerja untuk mendapatkan imbalan dari tuannya. Pada era penjajahan Indonesia, buruh memiliki nasib yang bisa dibilang kurang baik. Baik dari segi jam kerja maupun upah. 

Di Semarang, pada tahun 1900 an terjadi peningkatan jumlah  buruh dikarenakan dibuatkannya jalur kereta api yang memudahkan transportasi barang. Sehingga banyak lahan lahan pangan yang diperluas guna pembangunan industri, sehingga menyebabkan krisis pangan yang pada akhirnya menyebabkan ketidaksenangan pribumi terhadap pemilik modal. Berbagai kritik dan salah satunya adalah keluarnya pemikiran dan ideologi sosialis. Hal ini terbentuk karena adanya pergerakan yang dilakukan oleh Semaoen. 

Dalam sebuah kongres SI pada tahun 1917, Semaoen diangkat sebagai Presiden Sarekat Islam Semarang. Pada masa kepemimpinannya, Semaoen berfokus pada ketertindasan kaum buruh dengan cara baik melalui bantuan, pendidikan buruh, hingga mogok kerja guna menuntut kesejahteraan kaum buruh. Semaoen terkenal sebagai sosok propagandisyang sangat kritis dalam menyikapi atau menyebarluaskan gagasan gagasannya. Salah satunya pada saat menyebarkan gagasannya pada redaksi Sinar    Djawa.    Semaoen   menyatakan  bahwa  kaum  buruh  seharusnya  memiliki  hak untuk menyatakan gagasannya. Dalam propagandanya semaoen berpatokan pada prinsip sama rata sama rasa. Dan propaganda tersebut berhasil. Jumlah anggota SI Semarang meningkat dari ±1700 anggota pada tahun 1916, menjadi 20000 anggota pada tahun 1917.

        Peranan Semaun juga tampak dalam pertemuan Central Sarekat Islam. Dalam setiap kongres CSI, Semaun mengutarakan gagasan- gagasannya. Dalam kongres ke II CSI di Jakarta pada 20- 27 Oktober 1917, ia menyampaikangagasan- gagasannya

tentang Marxisme. Dalam forum tersebut Semaun bersama dengan SI Semarang merekomendasikan perjuangan untuk melakukan nasionalisasi perusahaan- perusahaan besar.

        Perjuangan buruh melalui pergerakan massa dan organisasi telah muncul sejak 1914 (VSTP). Awal pergerakan buruh dimulai oleh para pegawai berkebangsaan Belanda di Indonesia. Para pegawai Belanda memiliki hak untuk berorganisasi,  kondisi ini terjadi karena di negeri asalnya mereka mendapatkan hak untuk bebas menyatakan pendapat. Namun, pada perjalanannya pegawai pribumi pun semakin banyak yang bergabung dalam kesatuan organisasi pekerja tersebut. Di sisilain, pegawai Belanda menyadari perlunya massa pegawai yang besar untuk mendukung dan merepresentasikan kaum pekerja secara keseluruhan, dan tidak sebatas pada pegawai Belanda saja, dengan demikian regenerasi pun dilakukan. Banyak pegawai pribumi yang kemudian menjadi pengurus organisasi, salah satunya adalah Semaun yang pada tahun 1916 menjabat sebagai propagandis VSTP.

       Tidak hanya itu, semaoen juga mengambil alih ISDV(Indische Sociaism Democratische- Vereenegding) dan mengganti namanya menjadi Partai Komunis Indonesia. Dalam perjalanannya, Partai Komunis Indonesia menjadi salah satu partai yang terkuat pada masanya. Hal itu dikarenakan suara suara dari kaum buruh benar benar diutamakan dan benar benar didengar. Semaoen seringkali diasingkan oleh pihak hindia belanda karena provokasi dan propagandanya untuk menyebarkan ideologi komunis. Semaoen masih percaya bahwa dengan ideologi komunis ini kaum buruh akan mendapatkan kesejahteraan idealnya. Sehingga tidak diperlukannya lagi kapitalisme yang hanya akan menciptakan kesenjangan ekonomi, yang pada akhirnya hanya akan menciptakan tindakan semena mena dari kaum borjuisi.

        Semaoen sendiri bisa sangat mempercayai ideologi komunis tersebut karena pengaruh sahabatnya Sneevliet. Seorang komunis Belanda yang menjadi pemimpin ISDV sebelum Semaoen. Mereka berdua bisa dibilang cukup akrab dan sering berbagi dan mengutarakan gagasannya masing masing.

 

 Okta Setiawan_REBI 

 

Komentar

Postingan Populer